Monday, June 25, 2007

The Return in Silence

Dibalik kesunyianku ada kesunyian lain, penghuninya adalah kesendirianku yang berkerumun seperti pasar pasar dan kesenyapanku bising oleh suara-suara.
Terlalu muda dan gelisah aku mencari-cari di atas kesunyian. Suara-suara dari lembah nan jauh masing terngiang di telingaku, dan bayangannya menghalangi jalanku sehingga aku tak dapat pergi.
Diantara bukit-bukit itu ada sebuah hutan yang amat elok, penghuninya adalah kedamaianku dari angin puyuh dan keelokanku, dialah khayalan.
Terlalu muda dan liara kau mencari hutan sui itu. Rasa asin darah masih melekat dibibir, busur serta anak panah nenek moyangku masih kugenggam namun aku tak mampu pergi.
dibalik diriku yang terkurung ini, hidup diriku yang bebas, yang baginya mimpi-mimpiku adalah medan perang diwaktu malam dan hasrat-hasratku adalah tulang-tulang yang gemeretak.
terlalu muda dan kejam untuk aku menjadi diri yang bebas.
Dan bagaimana aku menjadi diri yang bebas bila aku tak membunuh diriku yang terkurung ini, atau bila semua manusia tak bebas?
Dan bagaimana daunku bisa terbang bernyanyi bersama angin bila akarku masih menancap dalam tanah?

3 comments:

Anonymous said...

Diri yang bebas hanya bisa kalo qt tidak membohongi diri sendiri. Pahami kemauan hati qt...coz hanya qt yang bisa hentikan kemana qt pergi!!!

Anonymous said...

mantab bro poemnya...saluto!!! gua link balik yak. BTW jangan ngatret terus bro ntar jatuh ke got wkwkwkwkw

Anonymous said...

Ngatret kesini lago bro...G baik-naik aja... jangan ngatret lagi bro...sekali-kali maju donk..wkwkwkwkw..sori baru sempet ngelink balik bro...